Friday, October 24, 2014

Laporan Anatomi Vertebrata

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap organisme atau makhluk hidup baik hewan vertebrata maupun hewan vertebrata memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Agar tetap hidup, semua organisme harus melakukan berbagai proses, yaitu bereproduksi, makan, bernafas, tumbuh, melakukan ekskresi, bergerak dan peka terhadap rangsangan.
 Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan
dan hubungannya dengan orang lain. Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata.
Hewan juga memiliki beberapa organ yang mempunyai fungsi masing0masing baik dalam sistem reproduksi, respirasi, pencernaan, ekskresi, dan sistem peredaran darah dalam menunjang kehidupannya.sistem peredaran darah pada hewan bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Makin tinggi tingkatan tersebut, makin kompleks sistem organ yang dimiliki.
Pada percobaan kali ini kita akan lakukan pengamatan tentang anatomi dari hewan katak (Rana cancarivora) secara langsung, dengan melalui metode pembedahan secara langsung serta melakukan identifikasi sehingga kita bias mengamati sendiri secara langsung struktur tubuh dari katak.
B.     Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C.    Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain:
1.      Mahasiswa lebih memahami tentang struktur tubuh dari katak (Rana cancarivora)
2.      Mahasiswa lebih memahami tentang tata letak struktur tubuh dari katak (Rana cancarivora)
3.      Menambah wawasan dari mahasiswa tentang bagian-bagian tubuh dari hewan vertebrata yang diwakili oleh katak (Rana cancarivora)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak (Rana cancarivora). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umu organ-organ utama pada hewan vertebrata (Tim Pengajar, 2011)
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya (Anonima.2011)
Amfibia merupakan perintis pertama Vertebrata. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari nenek moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara. Sesuai namanya, amfibia itu hanya separuh hidupnya tinggal di daratan (semiterrestial). Mereka harus kembali ke air untuk bertelur, dan setidak-tidaknya keturunan masa kininya tidak tahan lama terhadap udara kering. Amfibia ini Berjaya selama zaman karbon. Bumi ditutupi oleh rawa yang luas, kehidupan tumbuhan berlimpah, dan terdapat banyak insekta untuk dimakan amfibia. Zaman ini sering disebut zaman amfibia (Kimball, 1993)
Amfibia berarti “dua kehidupan”, yang mengacu kepada metamorphosis banyak katak. Kecobong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorphosis yang berakhir dengan “kehidupan kedua”, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernapas, sepasang gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkomsusmsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang nama amfibia, banyak jenis katak yang tidak melalui tahapan kecebong akuatik, dan banyak amphibian tidak hidup di dua kehidupan akuatik dan terrestrial. Beberapa katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Selain itu larva selamnder dan caecilian sangat menyerupai bentuk hewan dewasa, dan baik larva maupun hewan dewasa itu adalah hewan karnivora. Padaegenosis sangat umum terjadi pada beberapa kelompok salamander; mudpuppy (Necturus), misalnya mempertahankan insang dan cirri larva lainnya ketika mencapai kematangan seksual. Sebagian besar amfibia tetap hidup didekat air, dan paling berlimpah di habitat yang lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Bahkan katak yang beradptasi dengan habitat yang lebih kering menghabiskan banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di bawah daun yang lembab (Campbell, 2003)
Katak bernafas dengan insang, kulit, dan paru-paru. Ketika masih diar, katak bernafas dengan menggunakan insang dan kulit, setelah  menjadi hewan darat katak bernafas dengan paru-paru. Tetapi kulit katak masih tetap sebagai tempat difusi gas (Lehman, 1997)
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale. (Anonim­b.2011)
Katak yang termasuk dalam kelas amphibian memiliki cara hidup yang sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di dalam perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Kulit, disamping berguna sebagai penutup tubuhnya, juga berguna untuk pernafasan agar dapat berfungsi dengan baik kulit harus tetap lembab dan basah. Struktur paru-paru pada amphibi masih sederhana dan pada umumnya udara dipompa ke dalam paru-paru melalui proses yang sederhana. Sebagian besar amphibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut, amphibi mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulear, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonori. (Sukiya, 1991).
Paru-paru pada katak berupa dua kantong berdinding tipis dan elastic yang banyak mengandung kapiler darah, serta terletak dalam rongga badan. Paru-paru berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang, yang disebut glottis. Kedua kantung paru-paru tersebut saling berhubungan dengan bronkus pendek. Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma, sehingga mekanisme respirasi dilakukan otot rahang bawah, otot sterno hiodeus (otot yang terletak antara tulang dada dan tulang hyoid, tulang yang terdapat di faring) dan otot genio hioideus (otot yang terletak antara rahang bawah dan tulang hyoid) yang bekerj secara antagonis. Mekanisme respirasi katak saat menggunakan paru-paru terdiri dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Kedua fase tersebut berlangsung dengan keadaan mulut tertutup. Fase inspirasi, yaitu fase pengambilan udara diawali dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur. Sementara itu, otot sterneo hiodeus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, kemudian udara masuk ke dalam rongga mulut menuju tenggorokan  melalui koane. Setelah itu, otot hiodeus berkontraksi, sehingga rongga mulut menjadi kecil. Tekanan dalam rongga mulut meningkat dan celah faring terbuka, sehingga udara masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, yaitu oksigen diikat oleh kapiler dinding paru-paru. Fase ekspirasi diawali dengan kontraksi otot sterneo hiodeus dan otot perut, sehingga rongga perut mengecil dan paru-paru tertekan. Dengan demikian, udara dari paru-paru yang mengadug karbon dioksida keluar melalui koane (Aryulina, 2004)


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
     Hari / tanggal       :  Rabu / 16 November 2011
     Waktu                  :  Pukul 14.10 s.d. 16.00 WITA
     Tempat                :  Laboratorium Biologi lantai III sebelah barat, FMIPA UNM
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.       Botol pembunuh
b.      Baki bedah
c.       Alat bedah:
1)      Gunting
2)      Pinset
3)      Jarum
4)      Skalpel
2.    Bahan
a.         Katak sawah (Rana cancarivora)
b.        Kapas
c.         Kloroform/eter (pembius)
C.  Prosedur Kerja
1.    Pengamatan luar
a.    Mematikan katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan), membasahi dengan eter/kloform, lalu memasukkan ke dalam botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol pembunuh tersebut, menutup dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b.    Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkan di atas baki bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat.
c.    Mengamati bagian luar katak :
1)        Mata, kelopak dan selaput tidur
2)        Lubang hidung luar (nostlen)
3)        Tympanum (selaput pendengar)
4)        Celah mulut
5)        Tungkai depan :
a)    Lengan atas (branchium)
b)   Lengan bawah (ante branchium)
c)    Telapak (manus)
d)   Jari-jari (digiti)
6)        Tungkai belakang
a)    Paha (femur)
b)   Betis (crus)
c)    Telapak bersatu (pes)
d)   Jari-jari berselaput renang
7)        Kloaka (letaknya)
8)        Permukaan kulit dan warnanya
d.   Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian di atas.
2.    Pembedahan
                   a.      Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku  keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
                  b.      Dengan pingset menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha, mengangkat sedikit, menggunting melintang di bawah pingset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
                   c.      Melalui celah itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan guntinglah kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
                  d.      Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya pada tmpat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga terbentuk semacam kantong (saccus).
                   e.      Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis putih membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
                   f.      Menjepit pingset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang, sehingga membentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan mulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
                  g.      Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3.    Pengamatan sistem pencernaan
a.    Membuka celah mulut dengan skalpel  dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari gelig pada rahang atas  dan gigi former pada langit-langit.
b.    Dengan pingset menarik lidah keluar, mengamati bentuk dan perletakanya (mencatatnya).
c.    Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk dan warna:
1)   Hati sebelah kanan, ada berapa lobus.
2)   Lambung di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit dan akan tampak duodenum dan pangkreas.
3)   Runut terus usus halus sampa usus tebal. Perahatikan pertemuannya.
4)   Rektum yang belok ke kloaka.
4.    Pengamatan sistem peredaran darah
a.    Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b.    Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1)   Bilik (ventrikel)
2)   Serambi (atrium) kiri dan kanan
3)   Pembuluh nadi utama (trunkus ateriosus) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
4)   Menggambar bagian jantung dan memberi nama begian tersebut di atas.
5.    Pengamatan sistem pernafasan
a.    Memperhatikan bagian sebelah kanan dan sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b.    Dengan sedotan limun yang ujungnya dimasukkan kedalam lubang pangkal tenggorok (membuka mulut), meniup pangkalnya perlahan, menggembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah pada paru-paru.
c.    Melepaskan jantung dengan guntin, sehinga tampak batang tenggorok (trakea).
6.    Pengamatan sitem ekskresi dan reproduksi (urogenitalia)
a.    Melepaskan organ-organ pencernaan, memulai dari lambung sampai pada rectum, serta masentrium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b.    Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut.
c.    Pada katak jantan ureter ini disebut juga ductus urospermatius, testis terletak di sebelah atas ginjal,bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjalmelalui vas efferensia.
d.   Pada katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit ovarium, akan tampak oviduk berupa saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa corong (ostium) ada di detak jantung.
e.    Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
1.    Morfologi katak

Keterangan:
1.       Mata
2.       Kelopak mata
3.       Selaput tidur
4.       Celah mulut
5.       lubang hidung
6.       Selaput pendengar (Tympani)
7.       Digiti
8.       Telapak tangan
9.       Ante Branchium
10.   Branchium
11.   Femur
12.   Crus
13.   Pes
14.   Kloaka
15.   Jari-jari selaput
16.   Punggung
Gambar pembanding









Sumber:hyahya.org
                                                                               















2.    Anatomi Mulut

Keterangan :
1.    Nares externa
2.    Gigi maxila
3.    Gigi Vomer
4.    Lubang saluran eustachius
5.    Lubang kotak suara (glotis)
6.    Lidah
7.    Celah kerongkongan
8.    Nares interna
Gambar Pembanding







                                                       
Sumber : www.ums.edu.my
3.    Anatomi organ dalam

Keterangan :
1.    Paru-paru
2.    Jantung
3.    Hati
4.    Lambung
5.    Ovarium
6.    Usus halus
7.    Usus besar



Gambar Pembanding

sas.png
Sumber : www.ujanailmu.com
4.    Sistem pencernaan

Keterangan :
1.         Hati
2.         Kerongkongan
3.         Lambung
4.         Usus Halus
5.         Usus Besar
6.         Sekum
7.         Kloaka
8.         Hati
9.         Empedu
10.     Pankreas
Gambar Pembanding
 








Sumber : www.ums.edu.my




5.    Sistem pernapasan

Keterangan :
1.    Batang tenggorokan (Trakea)
2.    Bronkus
3.    Paru-paru kanan
4.    Aleveoli
5.    Paru-paru kiri
Gambar Pembanding







Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
6.    Sistem eksresi

Keterangan :
1.    Ginjal
2.    Uretra
3.    Kloaka

Gambar Pembanding
 








Sumber : Dokumentasi Pribadi
7.    Sistem sirkulasi

Keterangan :
1.    Atrium kiri
2.    Ventrikel
3.    Atrium kanan

Gambar Pembanding









Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com





8.    Sistem Reproduksi
Urogenital katak jantan
Ket:
Urogenital katak betina
Ket:

1.   Testis
2.   Ginjal
3.   Ureter
4.   Kantong kemih
5.   Kloaka
6.   Badan lemak

1.    Badan lemak
2.    Oviduk
3.    Ginjal
4.    Ureter
5.    Uterus
6.    Kloaka
7.    Kantong kemih
Gambar Pembanding
 








Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
B.       Pembahasan
Katak adalah salah satu contoh binatang amphibi yang merupakan hewan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Katak (Rana sp) berbeda dengan kodok (Bifa sp) dimana perbedaannya terletak pada kulit katak litu licin, basah dan tipis sedangkan pada kodok kulitnya kasar, tebal dan kering. Perbedaannya juga terletak pada tungkainya, katak memiliki tungkai belakang yang panjang sedangkan kodok tungkai belakangnya pendek. Serta katak biasanya ukuran besar dan gemuk sedangkan pada kodok ukurannya kecil dan langsing. Adapun anatomi katak yang diamati pada percobaan ini, antara lain :
1.       Keadaan luar katak
Katak memiliki :
a.       Dua buah mata dan kelopak mata. Dimana, selaput tidurnya terdapat di antara bola mata dan kelopak mata.
b.       Lubang hidungnya ada dua dan berukuran kecil.
c.       Tympanum (selaput pendengar) ada dua di samping kiri dan kanan yang tidak jauh dari mata.
d.      Pada tungkai depan, jari-jarinya berjumlah empat ruas dan tidak berselaput.
e.       Pada tungkai berlakang, telapaknya bersatu, memiliki kaki sebanyak lima ruas dan berselaput renang.
f.        Kloaka terdapat di bagian belakang dan berfungsi sebagai lubang pelepasan dari saluran ginjal, kelenjar kelamin dan anus.
g.       Permukaan kulitnya halus dan agak licin dan berwarna-warni karena adanya butir-butir pigmen dan sel pigmen atau kromotovora.
Perlekatan kulit hanya terjadi pada tungkai belakang dan tungkai depan, sedangkan pada bagian perut tidak terjadi perlekatan kulit pada otot. Dan pada bagian tengah otot perutnya terdapat garis putih membujur sepanjang otot perut yang disebut linea alba.
2.       Sistem dygestoria katak dimulai dari rongga mulut à kerongkongan à lambung à usus à kloaka. Ditambah dengan hati dan pankreas.
a.       Rongga mulut, terdiri dari :
1).    Gigi hanya terdapat pada rahang atas (gigi geligi) dan pada langit-langit (gigi vumer). Gigi tersebut dapat tumbuh kembali apabila mengalami tangal.
2).    Lidahnya (lingua) bercabang dan terletak pada rahang bawah bagian depan. Berfungsi untuk menangkap mangsa.
3).    Kelenjar ludah yang berfungsi membantu menelan makanan.
b.       Kerongkangan (esofagus), pada katak merupakan saluran pendek menuju ke lambung.
c.       Lambung (ventriculum), terdapat di sebelah kiri dan di belakangnya terdapat duodenum dan pangkreas. Di dalamnya makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
d.      Usus (intestium), dalam usus makanan yang sudah lumat sari-sarinya diserap oleh pembuluh kapiler darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya dibuang melalui kloaka.
3.       Sistem sirkulasi
Pada fase berudu, jantungnya terdiri atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu bilik. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tunggal.
Setelah mejadi katak, jantungnya terdiri atas tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik. Dimana letak serambi (antrium) di atas ventrikel dan terbagi dua, ada di kanan dan di kiri. Dan di atas atrium terdapat percabangan yang disebut aorta. Dan peredaran darahnya merupakan peredaran darah ganda, jantung beruang tiga.   
4.       Sistem respirasi
a.       Paru-paru (pulmo)
Paru-paru katak berupa sepasang kantong tipis dan elastis, permukaan dalam dindingnya mempunyai banyak lipatan, sehingga memperluas permukaan. Dinding kantong yang tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan perantara celah tekak atau glotis dihubungkan dengan rongga mulut.
b.       Kulit
Pernafasan dengan kulit berlangsung efektif baik di darat maupun di air. Kulit katak tipis, lembab dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru kulit (arteria pulmokutanea) yang menyangkut darah kotor atau kaya co2. Di dalam kapiler kulit, darah membebaskan co2 ke udara dan mengikat oksigen dari udara bebas yang akan diangkut oleh pembuluh darah vena pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan.
c.       Selaput rongga mulut
Selaput ini juga digunakan untuk memasukkan oksigen yang terkandung di udara, pada rongga mulut berdifusi melalui selaput rongga mulut. Akhirnya oksigen tersebut diikat oleh darah dan diedarkan ke sel-sel tubuh.
5.     Sistem urogenetalia
Alat ekskresinya berupa sepasang ginjal dari kiri dan kanan. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Fungsi ginjal adalah menyaring darah, zat-zat sisa seperti urine, garam-garam yang berlebih, air yang lebih akan diserapnya dan dikeluarkan. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih. Kantong kemih ini berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan akan menyatu di kloaka.
Pembuahan katak bersifat ovivar (bertelur). Pembuahannya berlangsung di luar tubuh (fertilisasi eksternal) tetapi katak tidak mempunyai alat kelamin luar. Pada masa kawin sepasang katak akan ampleksus (katak jantan menempel pada punggung katak betina. Pada katak betina terdapat sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Bagian belakang ovarium terdapat oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih yang bermuara pada kloaka sedang ujungnya burupa corong yang berada di dekat jantung.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Morfologi katak terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), anggota gerak depan dan belakang (ekstrimitas anterior dan posterior).
2.      Katak merupakan organism vertebrata yang memiliki sistem organ yang meliputi sistem pencernaan, sistem pernapasan, sirkulasi, ekskresi, dan reproduksi.
3.      Anatomi katak menunjukkan hubungan dengan sistem organ yang menyusun tubuh vertebrata secara umum.
B.     Saran
1.      Untuk pihak laboratorium, diharapkan kepada pihak laboratorium agar menambah lagi jumlah peralatan agar setiap praktikan dapat menggunakan alat masing-masing.
2.         Untuk asisten, diharapkan kepada asisten agar tidak meninggalkan laboratorium saat praktikum sedang berlangsung dan sebaiknya asisten memiliki kedekatan dalam membimbing praktikan agar lebih akrab antar praktikan dengan asisten.
3.         Untuk praktikan, agar mematuhi tiap instruksi dari pembimbing saat praktikum sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi dan sebaiknya praktikan bertanya kepada pembimbing jika ada hal-hal yang tidak diketahui.


DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Anatomi Hewan Vertebrata. http://wilsonunm.blogspot.com/2011/03/anatomi-hewan-vertebrata.html . Diakses di Makassar pada tanggal 20 November 2011.

Anonimb. 2011. Hewan Vertebrata. http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0072%20Bio%202-7b.htm .Diakses di Makassar pada tanggal 20 November 2011

Aryulina, Diah. 2009. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga

Campbell. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga

Kimball, John W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga

Lehman, H.N. 1997. An Ecological Approach. USA: Hounton Miffin Company

Sukiya. 1991. Biologi Vertebrata Edisi Revisi. Yogyakarta:FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.


Tim pengajar.2011. Penuntun praktikum biologi dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

No comments:

Post a Comment