BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap organisme
atau makhluk hidup baik hewan vertebrata maupun hewan vertebrata memiliki bentuk
dan ukuran yang berbeda-beda. Agar tetap hidup, semua organisme harus melakukan
berbagai proses, yaitu bereproduksi, makan, bernafas, tumbuh, melakukan ekskresi,
bergerak dan peka terhadap rangsangan.
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh.
Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi
membentuk organ. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk
memudahkan mengamati bentuk, kedudukan
dan hubungannya dengan orang lain.
Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan
vertebrata.
Hewan juga
memiliki beberapa organ yang mempunyai fungsi masing0masing baik dalam sistem
reproduksi, respirasi, pencernaan, ekskresi, dan sistem peredaran darah dalam
menunjang kehidupannya.sistem peredaran darah pada hewan bervariasi mulai dari
yang sederhana sampai yang rumit. Makin tinggi tingkatan tersebut, makin
kompleks sistem organ yang dimiliki.
Pada percobaan
kali ini kita akan lakukan pengamatan tentang anatomi dari hewan katak (Rana cancarivora) secara langsung,
dengan melalui metode pembedahan secara langsung serta melakukan identifikasi
sehingga kita bias mengamati sendiri secara langsung struktur tubuh dari katak.
B.
Tujuan
Praktikum ini
bertujuan agar mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna dan letak organ, serta
hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari
praktikum ini antara lain:
1. Mahasiswa
lebih memahami tentang struktur tubuh dari katak (Rana cancarivora)
2. Mahasiswa
lebih memahami tentang tata letak struktur tubuh dari katak (Rana cancarivora)
3. Menambah
wawasan dari mahasiswa tentang bagian-bagian tubuh dari hewan vertebrata yang
diwakili oleh katak (Rana cancarivora)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh
hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Dalam praktikum ini
akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak (Rana cancarivora). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umu
organ-organ utama pada hewan vertebrata (Tim Pengajar, 2011)
Hewan
vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya (Anonima.2011)
Amfibia
merupakan perintis pertama Vertebrata. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari nenek moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi
dan bernapas di udara. Sesuai namanya, amfibia itu hanya separuh hidupnya
tinggal di daratan (semiterrestial). Mereka harus kembali ke air untuk
bertelur, dan setidak-tidaknya keturunan masa kininya tidak tahan lama terhadap
udara kering. Amfibia ini Berjaya selama zaman karbon. Bumi ditutupi oleh rawa
yang luas, kehidupan tumbuhan berlimpah, dan terdapat banyak insekta untuk
dimakan amfibia. Zaman ini sering disebut zaman amfibia (Kimball, 1993)
Amfibia
berarti “dua kehidupan”, yang mengacu kepada metamorphosis banyak katak.
Kecobong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah
herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan
ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara
menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorphosis yang
berakhir dengan “kehidupan kedua”, kaki berkembang, insang dan sistem gurat
sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernapas, sepasang
gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk
mengkomsusmsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai
kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang nama amfibia, banyak
jenis katak yang tidak melalui tahapan kecebong akuatik, dan banyak amphibian
tidak hidup di dua kehidupan akuatik dan terrestrial. Beberapa katak, salamander,
dan caecilian ada yang hanya hidup di
air dan ada yang hidup di darat. Selain itu larva selamnder dan caecilian
sangat menyerupai bentuk hewan dewasa, dan baik larva maupun hewan dewasa itu
adalah hewan karnivora. Padaegenosis sangat umum terjadi pada beberapa kelompok
salamander; mudpuppy (Necturus), misalnya mempertahankan insang dan cirri larva
lainnya ketika mencapai kematangan seksual. Sebagian besar amfibia tetap hidup
didekat air, dan paling berlimpah di habitat yang lembab seperti rawa dan hutan
hujan tropis. Bahkan katak yang beradptasi dengan habitat yang lebih kering
menghabiskan banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di bawah daun yang
lembab (Campbell, 2003)
Katak
bernafas dengan insang, kulit, dan paru-paru. Ketika masih diar, katak bernafas
dengan menggunakan insang dan kulit, setelah
menjadi hewan darat katak bernafas dengan paru-paru. Tetapi kulit katak
masih tetap sebagai tempat difusi gas (Lehman, 1997)
Sistem
saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium.
Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla
spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium).
Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus
nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri
yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior,
sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis.
Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk
otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum
(otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla
oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir
disebelah felium terminale. (Anonimb.2011)
Katak
yang termasuk dalam kelas amphibian memiliki cara hidup yang sangat berbeda
dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di dalam perairan yang dalam dan menggunakan
sebagian besar waktunya di darat. Kulit, disamping berguna sebagai penutup
tubuhnya, juga berguna untuk pernafasan agar dapat berfungsi dengan baik kulit
harus tetap lembab dan basah. Struktur paru-paru pada amphibi masih sederhana
dan pada umumnya udara dipompa ke dalam paru-paru melalui proses yang
sederhana. Sebagian besar amphibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang
menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung
oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah
tersebut, amphibi mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung
mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulear, dan pembagian konus
arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonori. (Sukiya, 1991).
Paru-paru
pada katak berupa dua kantong berdinding tipis dan elastic yang banyak
mengandung kapiler darah, serta terletak dalam rongga badan. Paru-paru
berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang, yang disebut glottis.
Kedua kantung paru-paru tersebut saling berhubungan dengan bronkus pendek.
Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma, sehingga mekanisme respirasi
dilakukan otot rahang bawah, otot sterno hiodeus (otot yang terletak antara
tulang dada dan tulang hyoid, tulang yang terdapat di faring) dan otot genio
hioideus (otot yang terletak antara rahang bawah dan tulang hyoid) yang bekerj
secara antagonis. Mekanisme respirasi katak saat menggunakan paru-paru terdiri
dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Kedua fase tersebut
berlangsung dengan keadaan mulut tertutup. Fase inspirasi, yaitu fase
pengambilan udara diawali dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur. Sementara
itu, otot sterneo hiodeus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, kemudian
udara masuk ke dalam rongga mulut menuju tenggorokan melalui koane. Setelah itu, otot hiodeus
berkontraksi, sehingga rongga mulut menjadi kecil. Tekanan dalam rongga mulut
meningkat dan celah faring terbuka, sehingga udara masuk ke paru-paru. Di dalam
paru-paru terjadi pertukaran gas, yaitu oksigen diikat oleh kapiler dinding
paru-paru. Fase ekspirasi diawali dengan kontraksi otot sterneo hiodeus dan
otot perut, sehingga rongga perut mengecil dan paru-paru tertekan. Dengan
demikian, udara dari paru-paru yang mengadug karbon dioksida keluar melalui
koane (Aryulina, 2004)
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Rabu / 16 November
2011
Waktu : Pukul 14.10 s.d. 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III sebelah barat,
FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol
pembunuh
b. Baki
bedah
c. Alat
bedah:
1) Gunting
2) Pinset
3) Jarum
4) Skalpel
2. Bahan
a.
Katak sawah (Rana cancarivora)
b.
Kapas
c.
Kloroform/eter (pembius)
C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan
luar
a. Mematikan
katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas
empu jari tangan), membasahi dengan eter/kloform, lalu memasukkan ke dalam
botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol pembunuh tersebut,
menutup dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b. Mengeluarkan
katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkan di atas baki bedah. Membiarkan
kapas dalam botol dan menutup rapat.
c. Mengamati
bagian luar katak :
1)
Mata, kelopak dan selaput tidur
2)
Lubang hidung luar (nostlen)
3)
Tympanum (selaput pendengar)
4)
Celah mulut
5)
Tungkai depan :
a) Lengan
atas (branchium)
b) Lengan
bawah (ante branchium)
c) Telapak
(manus)
d) Jari-jari
(digiti)
6)
Tungkai belakang
a) Paha
(femur)
b) Betis
(crus)
c) Telapak
bersatu (pes)
d) Jari-jari
berselaput renang
7)
Kloaka (letaknya)
8)
Permukaan kulit dan warnanya
d. Menggambar
dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian di atas.
2. Pembedahan
a.
Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah.
Memaku keempat kakinya dengan jarum pada
lilin, sehingga tidak mudah goyang.
b.
Dengan pingset menjepit membujur kulit bagian perut dekat
paha, mengangkat sedikit, menggunting melintang di bawah pingset, sehingga
terbentuk celah pada kulit perut.
c.
Melalui celah itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul
dan guntinglah kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke celah
tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
d.
Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan,
sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan
otot. Hanya pada tmpat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga terbentuk
semacam kantong (saccus).
e.
Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis
putih membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
f.
Menjepit pingset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang,
sehingga membentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah
otot perut dan mulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang.
Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g.
Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan
sehingga terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3.
Pengamatan sistem pencernaan
a.
Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka.
Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari gelig pada rahang atas dan gigi former pada langit-langit.
b.
Dengan pingset menarik lidah keluar, mengamati bentuk dan
perletakanya (mencatatnya).
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk
dan warna:
1) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus.
2) Lambung di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit dan akan tampak duodenum
dan pangkreas.
3) Runut terus usus halus sampa usus tebal. Perahatikan pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan sistem peredaran darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b.
Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau
ujung scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1)
Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama (trunkus ateriosus) yang keluar dari ventrikel kemudian
bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
4) Menggambar bagian jantung dan memberi nama begian tersebut di atas.
5. Pengamatan sistem pernafasan
a.
Memperhatikan bagian sebelah kanan dan sebelah kiri
lambung, tersembul bagian paru-paru.
b.
Dengan sedotan limun yang ujungnya dimasukkan kedalam
lubang pangkal tenggorok (membuka mulut), meniup pangkalnya perlahan,
menggembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah
pada paru-paru.
c.
Melepaskan jantung dengan guntin, sehinga tampak batang
tenggorok (trakea).
6. Pengamatan sitem ekskresi dan reproduksi (urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, memulai dari lambung sampai pada rectum,
serta masentrium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang
rongga perut.
c. Pada katak jantan ureter ini disebut juga ductus urospermatius, testis terletak di sebelah atas ginjal,bulat
lebih kecil berhubungan dengan ginjalmelalui vas efferensia.
d. Pada katak betina, ada sepasang ovarium di
bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit ovarium, akan tampak oviduk berupa
saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa
corong (ostium) ada di detak jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama
bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1. Morfologi
katak
|
Keterangan:
1.
Mata
2.
Kelopak mata
3.
Selaput
tidur
4.
Celah mulut
5.
lubang
hidung
6.
Selaput
pendengar (Tympani)
7.
Digiti
8.
Telapak
tangan
9.
Ante
Branchium
10.
Branchium
11.
Femur
12.
Crus
13.
Pes
14.
Kloaka
15.
Jari-jari
selaput
16.
Punggung
|
Gambar pembanding
Sumber:hyahya.org
|
2. Anatomi
Mulut
|
Keterangan
:
1. Nares externa
2. Gigi maxila
3. Gigi Vomer
4. Lubang saluran eustachius
5. Lubang kotak suara (glotis)
6. Lidah
7. Celah kerongkongan
8. Nares interna
|
Gambar Pembanding
Sumber : www.ums.edu.my
|
3. Anatomi
organ dalam
|
Keterangan
:
1. Paru-paru
2. Jantung
3. Hati
4. Lambung
5. Ovarium
6. Usus halus
7. Usus besar
|
Gambar Pembanding
Sumber : www.ujanailmu.com
|
4. Sistem
pencernaan
|
Keterangan
:
1.
Hati
2.
Kerongkongan
3.
Lambung
4.
Usus Halus
5.
Usus Besar
6.
Sekum
7.
Kloaka
8.
Hati
9.
Empedu
10. Pankreas
|
Gambar
Pembanding
Sumber : www.ums.edu.my
|
5. Sistem
pernapasan
|
Keterangan
:
1. Batang tenggorokan (Trakea)
2.
Bronkus
3.
Paru-paru
kanan
4.
Aleveoli
5.
Paru-paru
kiri
|
Gambar Pembanding
Sumber:
http://wilsonunm.blogspot.com
|
6. Sistem
eksresi
|
Keterangan
:
1. Ginjal
2. Uretra
3. Kloaka
|
Gambar
Pembanding
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
|
7. Sistem
sirkulasi
|
Keterangan
:
1. Atrium kiri
2. Ventrikel
3. Atrium kanan
|
Gambar
Pembanding
Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
|
8. Sistem
Reproduksi
Urogenital katak
jantan
|
Ket:
|
Urogenital katak betina
|
Ket:
|
|
1. Testis
2. Ginjal
3. Ureter
4. Kantong kemih
5. Kloaka
6. Badan lemak
|
|
1.
Badan lemak
2.
Oviduk
3.
Ginjal
4.
Ureter
5.
Uterus
6.
Kloaka
7.
Kantong
kemih
|
Gambar
Pembanding
Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
|
B.
Pembahasan
Katak adalah salah satu contoh binatang amphibi yang
merupakan hewan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami
metamorfosis.
Katak (Rana sp) berbeda dengan kodok
(Bifa sp) dimana
perbedaannya terletak pada kulit katak litu licin, basah dan tipis sedangkan
pada kodok kulitnya kasar, tebal dan kering. Perbedaannya juga terletak pada
tungkainya, katak memiliki tungkai belakang yang panjang sedangkan kodok
tungkai belakangnya pendek. Serta katak biasanya ukuran besar dan gemuk
sedangkan pada kodok ukurannya kecil dan langsing. Adapun anatomi katak yang diamati pada percobaan ini, antara lain :
1. Keadaan luar katak
Katak memiliki :
a. Dua buah mata dan kelopak mata. Dimana, selaput tidurnya terdapat di antara
bola mata dan kelopak mata.
b. Lubang hidungnya ada dua dan berukuran kecil.
c. Tympanum (selaput pendengar) ada dua di samping kiri dan kanan yang tidak
jauh dari mata.
d. Pada tungkai depan, jari-jarinya berjumlah empat ruas dan tidak berselaput.
e. Pada tungkai berlakang, telapaknya bersatu, memiliki kaki sebanyak lima
ruas dan berselaput renang.
f.
Kloaka terdapat di bagian belakang dan berfungsi sebagai
lubang pelepasan dari saluran ginjal, kelenjar kelamin dan anus.
g. Permukaan kulitnya halus dan agak licin dan berwarna-warni karena adanya
butir-butir pigmen dan sel pigmen atau kromotovora.
Perlekatan kulit hanya terjadi pada tungkai belakang dan
tungkai depan, sedangkan pada bagian perut tidak terjadi perlekatan kulit pada
otot. Dan pada bagian tengah otot perutnya terdapat garis putih membujur
sepanjang otot perut yang disebut linea
alba.
2. Sistem dygestoria katak dimulai dari rongga mulut à kerongkongan à lambung à usus à kloaka. Ditambah dengan hati dan pankreas.
a. Rongga mulut, terdiri dari :
1). Gigi hanya terdapat pada rahang atas (gigi geligi) dan pada langit-langit
(gigi vumer). Gigi tersebut dapat tumbuh kembali apabila mengalami tangal.
2). Lidahnya (lingua) bercabang dan
terletak pada rahang bawah bagian depan. Berfungsi untuk menangkap mangsa.
3). Kelenjar ludah yang berfungsi membantu menelan makanan.
b. Kerongkangan (esofagus), pada
katak merupakan saluran pendek menuju ke lambung.
c. Lambung (ventriculum),
terdapat di sebelah kiri dan di belakangnya terdapat duodenum dan pangkreas. Di
dalamnya makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
d. Usus (intestium), dalam usus makanan yang
sudah lumat sari-sarinya diserap oleh pembuluh kapiler darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh, sedangkan sisanya dibuang melalui kloaka.
3. Sistem sirkulasi
Pada fase berudu, jantungnya terdiri atas dua ruang yaitu
satu serambi dan satu bilik. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem
peredaran darah tunggal.
Setelah mejadi katak, jantungnya terdiri atas tiga ruang
yaitu dua serambi dan satu bilik. Dimana letak serambi (antrium) di atas ventrikel dan terbagi dua, ada
di kanan dan di kiri. Dan di atas atrium terdapat percabangan yang disebut
aorta. Dan peredaran darahnya merupakan peredaran
darah ganda, jantung beruang tiga.
4. Sistem respirasi
a. Paru-paru (pulmo)
Paru-paru
katak berupa sepasang kantong tipis dan elastis, permukaan dalam dindingnya
mempunyai banyak lipatan, sehingga memperluas permukaan. Dinding kantong yang
tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna
kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan
perantara celah tekak atau glotis dihubungkan dengan rongga mulut.
b. Kulit
Pernafasan dengan kulit berlangsung efektif baik di darat
maupun di air. Kulit katak tipis, lembab dan kaya kapiler darah, yaitu cabang
dari pembuluh nadi paru-paru kulit (arteria
pulmokutanea) yang menyangkut darah kotor atau kaya co2.
Di dalam kapiler kulit, darah membebaskan co2 ke udara dan mengikat
oksigen dari udara bebas yang akan diangkut oleh pembuluh darah vena
pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh yang
memerlukan.
c. Selaput
rongga mulut
Selaput
ini juga digunakan untuk memasukkan oksigen yang terkandung di udara, pada
rongga mulut berdifusi melalui selaput rongga mulut. Akhirnya oksigen tersebut
diikat oleh darah dan diedarkan ke sel-sel tubuh.
5. Sistem urogenetalia
Alat ekskresinya berupa sepasang ginjal dari kiri dan
kanan. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang.
Fungsi ginjal adalah menyaring darah, zat-zat sisa seperti urine, garam-garam
yang berlebih, air yang lebih akan diserapnya dan dikeluarkan. Zat sisa yang
diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih.
Kantong kemih ini berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan
dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Muara saluran urine,
saluran kelamin dan saluran pencernaan akan menyatu di kloaka.
Pembuahan katak bersifat ovivar (bertelur). Pembuahannya
berlangsung di luar tubuh (fertilisasi eksternal) tetapi katak tidak mempunyai
alat kelamin luar. Pada masa kawin sepasang katak akan ampleksus (katak jantan
menempel pada punggung katak betina. Pada katak betina
terdapat sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Bagian belakang ovarium
terdapat oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih yang bermuara pada kloaka
sedang ujungnya burupa corong yang berada di dekat jantung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Morfologi
katak terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), anggota gerak depan dan
belakang (ekstrimitas anterior dan posterior).
2. Katak
merupakan organism vertebrata yang memiliki sistem organ yang meliputi sistem
pencernaan, sistem pernapasan, sirkulasi, ekskresi, dan reproduksi.
3. Anatomi
katak menunjukkan hubungan dengan sistem organ yang menyusun tubuh vertebrata
secara umum.
B.
Saran
1.
Untuk pihak laboratorium, diharapkan
kepada pihak laboratorium agar menambah lagi jumlah peralatan agar setiap
praktikan dapat menggunakan alat masing-masing.
2.
Untuk asisten, diharapkan kepada asisten
agar tidak meninggalkan laboratorium saat praktikum sedang berlangsung dan
sebaiknya asisten memiliki kedekatan dalam membimbing praktikan agar lebih akrab
antar praktikan dengan asisten.
3.
Untuk praktikan, agar mematuhi tiap
instruksi dari pembimbing saat praktikum sehingga kejadian yang tidak
diinginkan tidak terjadi dan sebaiknya praktikan bertanya kepada pembimbing
jika ada hal-hal yang tidak diketahui.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonima.
2011. Anatomi Hewan Vertebrata. http://wilsonunm.blogspot.com/2011/03/anatomi-hewan-vertebrata.html .
Diakses di Makassar pada tanggal 20 November 2011.
Anonimb.
2011. Hewan Vertebrata. http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0072%20Bio%202-7b.htm
.Diakses di Makassar pada tanggal 20 November 2011
Aryulina,
Diah. 2009. Biologi Umum. Jakarta:
Erlangga
Campbell.
2003. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimball,
John W. 1991. Biologi. Jakarta:
Erlangga
Lehman,
H.N. 1997. An Ecological Approach.
USA: Hounton Miffin Company
Sukiya. 1991. Biologi Vertebrata Edisi Revisi. Yogyakarta:FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta.
Tim
pengajar.2011. Penuntun praktikum biologi
dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
No comments:
Post a Comment