Wednesday, February 13, 2013

Kepergianmu


Sudah tiga bulan Adit pergi meninggalkanku. Ia pergi dengan  mengubur segala kenangan manisku bersamanya. Namun bagiku Adit tetap hidup dan akn selalu ada dalam hatiku. Sejak kepergiannya aku lebih banyak menyendiri. Bahkan pada awalnya aku merasa depresi dan selalu menyalahkan diriku atas kepergian adit yang takkan kembali lagi di sisiku. Hari demi hari ku lewati dengan setumpuk penyesalan yang tak sepantasnya bagiku. Tak jarang aku mengurung diri di kamar seharian sambil menangis. Satu persatu sahabatku setiap haarinya datang ke rumah untuk menghiburku. Tapi, terkadang aku hanya diam bahkan menjadi tempat luapan emosiku yang tak menentu kala itu. Aku sangat kehilangan. Aku sering berpikir, jika saja saat itu Adit tak mengantarku pulang mungkin saja dia masih ada di sampingku.
Masa liburan semester telah berlalu,namun aku masih terlarut dalam kesedihanku atas kepergian adit. Hari-hariku di sekolah tak seceria dulu. Selalu murung dan menyendiri di kelas.
“yu, kamu kenapa sih ? jangan gini terus dong !” kata Rara kepadaku
“iya Yu, pliss dehh ! mana ayu yang dulu kita kenal..berhenti pikirin adit. Dia udah gak ada.”bujuk Ninis padaku.
Aku hanya sekali menatap
mereka satu persatu. Lalu aku meninggalkan mereka. Tiba-tiba Reni menarikku dan memegang pundakku dengan keras. Jujur tindakan Reni itu sedikit menyakitiku.
“ehh...yu ! lo tu kenapa sihh ? berhenti nyalahin kita. Gw tau lo pasti nyalahin kita yang nentang hubungan lo ma Adit. Tapi yu..lo nggak boleh gini terus. Wake up !”bentak reni dengan kasar padaku. Reni memang sedikit kasar dan tomboy. Tak heran ia dapat melakukan itu padaku. Tapi aku percaya ia tak bermaksud menyakitiku.
Untung saja saat itu tidak ada siapa2 selain kami di kelas. Hampir saja kami menjadi trending topic di sekolahan. Lalu mereka meninggalkanku sendirian di kelas itu. Sebenarnya aku sadar apa yang aku lakukan itu buruk. Apalagi ini detik2 menjelang UN. Aku sadar aku terlalu bodoh terus2an hidup dalam bayang2 adit. Hanya saja aku belum siap menatap dunia luarvtanpa Adit.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar mandi dengan seragamku yang masih melekat di tubuhku. Lalu aku menyalakan shower dan berdiri di bawahnya. Aku menangis. Yaa..aku menangis. Aku menangisi hidupku yang bodoh selama setengah tahun terakhir ini. hidupku yang jauh berbeda dari sebelumnya. Hidupku yang tak lagi dihiasi tawa dan canda. Hanya tangis dan penyesalan yang menemaniku selama ini. Aku merenungi segala sikap bodohku. Aku bahkan mencoba memukul diriku sendiri. Betapa bodohnya aku selama ini,banyak orang yang menyayangiku di luar sana. Tapi aku membuat mereka sedih dengan ingkah gilaku. Mungkin ibuku menyadari apa yang aku lakukan sejaak tadi di kamar mandi. Ibu langsung masuk dan memelukku.
“ Bu, maafin Ayu. Maafin ayu yang udah nyusahin ibu selama ini”
“sudah nak..apa yang kamu lakukan? Kamu bisa sakit kalo seperti ini terus. Lebih baik kamu gaanti baju dan kita makan siang di bawah.”kata ibu dengan lembut padaku.
*****

“eumm..kayanya enak nih bu. Dari baunya aja udah ketahuan..!!”
Ibu terlihat senang melihatku siang itu. Saat itu,di hadapannya  bukan lagi Ayu yang depresi.
“iya..ibu masak makanan kesukaan kamu sayang. Ayo, makan yang banyak”
Bobot tubuhku menjadi turun drastis sejak kepergian Adit. Aku hanya makan jika ibu menyuapiku. Itu pun hanya dua hingga tiga suap saja. Hmmm....betapa bodohnya aku selama ini.
Malam harinya aku dan keluargaku berkumpul di ruang keluarga untuk menonton acara kesukaanku. Mereka terlihat bingung,tapi aku tahu mereka senang dengan perubahanku. Adikku tak lagi mengajakku adu mulut,bahkan adu fisik seperti dulu jika selera kami berbeda ketika menonton. Untuk pertama kalinya aku merasakan kehangatan keluarga saat itu. Pukul 9 malam aku kembali ke kamarku. Aku sangat lelah saat itu. Tanpa sadar aku pun tertidur pulas dalam mimpiku.
“ Ayu...Ayu...bangun ! “ sepertinya aku tahu suara itu. Begitu lembut memanggilku.
Saat ku buka mataku, aku sudah berada di sebuah taman. Taman itu kelihatan sangat indah, seperti taman yang aku impikan selama ini. Taman itu penuh dengan mawar putih. Ada kolam kecil beserta air mancur  di tengahya.aku memang pernah bercerita tentang impianku ini pada seseorang, Adit. Aku mencoba mencari Adit di taman itu. Aku terus mengeliling taman itu dan memanggil-manggil nama Adit. Aku sangat berharap bisa berteu dengannya saat itu. Aku terduduk di tanah sambil menangis. Tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang menyentuh bahuku. Itu Adit. Ia mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku bangun.
“Ayu ayu...masih aja cengeng ! ayo bangun !”
Aku hanya terdiam menatapnya. Sungguh sulit dipercaya. Dia mengajakku duduk di ayunan yang berbentuk hati.
“apa kabar Ay..? kamu kayanya agak kurusan deh! Diet ya ?”
Aku tak tahu harus berkata apa. Rasanya bibirku terkunci rapat,speehless.
“ ayu...knp sihh? Koq diam aja. Nggak kangen ya sama aku?”
“kangen kamu bilang? Kemana aja kamu selama ini? tahu nggak betapa aku kehilangan kamu selama ini. udah setengah tahun aku jalanin hari-hariku menyendiri. Aku.....”
Adit langsung memelukku. Aku mencoba melepas pelukannya,aku masih ingin meluapkan segala yang aku rasa selama ini. tapi aku tak bisa. Pelukan itu begitu hangat.
“ maafin aku ay. Aku nggak bermaksud buat kamu kaya gini. Aku sakit liat kamu seperti kemarin. Tidak ada semangat hidup. Aku pengen kamu ngelanjutin hidup kmu speperti biasa. Bahan lebih bahagia dari sebelumnya”
“bahagia? Dit....kebahagiaan aku itu kamu.”
“ jangan bilang kaya gtu ahh...ntar lagi aku meleleh nih ! belajar ngegombal dari mana sihh kamu ay..”kata Adit sambil menarik hidungku. Adit yang tak berubah dari dulu.
“ekh..ekh..ekhh..jangan digituin terus donk ! sakit tau !”
“ ayu...aku boleh minta sesuatu nggak ?”
“apa?”
“aku pengen kamu lupain aku ya.”
Saat Adit mengatakan hal itu,rasanya ada petir yang langsung menyambar hatiku.
“tapi kenapa Dit?”
“Ay, kita itu udah nggak bisa sama2 lagi. Itu nggak mungkin, aku pengen liat kamu bahagia. Pokoknya kamu harus janji gak boleh nangis lagi. Kamu ngak boleh nyiksa diri kamu kaya gini”
“tapi dit...”
“ssttt...aku nggak mau kamu ngebantah aku kali ini. plisss...dengerin aku. Ini permintaan aku yang terakhir buat kamu. Aku harus pergi sekarang..maafin aku Ay”
Adit beranjak dari tempat duduknya. Ia terlihat begitu terang. Aku tak dapat melihatnya dengan jelas. Perlahan sosok itu hilang dalam cahaya itu.
“Adiiiiiiiiittttttt.....”

Tanpa sadar aku terbangun dari mimpiku. Pagi itu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Lagi-lagi aku menangis. Tapi..aku ingat janjiku kepada adit. Aku mulai berpikir bahwa apa yang dikatakan Adit itu benar. Dia selalu ada di smpingku selama ini,memperhatikan setiap tingkah gilaku. Akhirnya aku memutuskan untuk bangun dari tempat tidurku dan siap2 berangkat ke sekolah.
Sesampainya aku di sekolah, sahabat2ku telah menungguku di gerbang sekolah. Mungkin ibuku sudah menelpon mereka kemarin. Mereka menatapku dengan senyum di wajah mereka.
“ WELCOME BACK AYU ! “teriak mereka dengan bahagia kepadaku.
Mereka langsung memelukku erat.
“ekh..ekhh..apa2an sih ! kaya anak kecil aja ! ntar rontok ni seragam gw..gak oke lagi dong!”katakubercanda  pada mereka.
Mereka tak menghiraukan kata-kataku dan dengan senyum ku mulai memasuki pintu gerbang sekolah tanpa penyesalan yang selama ini memberatkanku.
“Hidup itu indah jika kita bisa memaknainya dengan baik, take it easy guys ! ^^”

****

No comments:

Post a Comment