Entah dari mana
aku harus memulai semua ini. Semua tersasa begitu memilukan, terasa sesak di
dada. Hari ini aku harus menyaksikan lagi pertengkaran hebat orangtuaku. Tiap
kali aku menyaksikan kejadian pedih itu, aku ingin lari, berteriak dan entah
apa lagi. Namun sayang, aku hanya bisa terdiam...terpaku...tertunduk di sudut
ruang gelap hatiku. Tetes demi tetes mengalir di pipiku. Ingin rasanya aku
bangun dari mimpi buruk ini. Aku tak sanggup. Aku tak sanggup bila harus
kehilangan mereka berdua.
Saat ini aku
merasa begitu hancur. Aku butuh orang yang mampu mengangkatku dari derita yang
kini menderaku. Tapi siapa...???? Siapaa ....????????? Saat ini
aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Bahkan kekasih yang selalu aku banggakan pun tak kunjung datang. Yahh, aku cukup mengerti dengan dirinya yang sekarang. Mungkin dia sedang bekerja, aku mengerti. Dia tak punya cukup waktu lagi untuk hanya sekedar menanyakan kabar, yaaa aku mengerti. Dia mungkin terlalu sibuk hingga aku sedang sakit saat inipun dia tak tahu. Dia adalah sosok yang telah mengisi hatiku sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya mungkin hanya sekedar main-main belaka, tapi entah mengapa aku tak bisa lagi jauh darinya. Selama aku bersamanya, aku merasa dia begitu menyayangiku. Entah apa itu tulus atau tidak. Tapi kuyakin itu tulus, tulus dari hatinya setulus hatiku yang selalu mencintainya. Sejak beberapa waktu lalu aku putus dengannya, aku merasa sangat kehilangan meskipun aku yang menginginkan keputusan itu. Aku merasa ada yang hilang dari hidupku ketika aku tak bersamanya. Mungkin temanku tak percaya, bahkan aku sendiripun masih belum percaya. Aku mencintai seorang lelaki yang belum pernah aku temui sebelumnya. Sosok yang aku kenal hanya lewat suara lembut dan perhatian yang tak henti-hentinya ia berikan kepadaku. Aku tak peduli bagaimana dirinya nanti ketika aku bertemu dengannya, yang ku tau hanya aku mencintainya tulus apa adanya dari hatiku. Aku pun berharap seperti itu J.
aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Bahkan kekasih yang selalu aku banggakan pun tak kunjung datang. Yahh, aku cukup mengerti dengan dirinya yang sekarang. Mungkin dia sedang bekerja, aku mengerti. Dia tak punya cukup waktu lagi untuk hanya sekedar menanyakan kabar, yaaa aku mengerti. Dia mungkin terlalu sibuk hingga aku sedang sakit saat inipun dia tak tahu. Dia adalah sosok yang telah mengisi hatiku sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya mungkin hanya sekedar main-main belaka, tapi entah mengapa aku tak bisa lagi jauh darinya. Selama aku bersamanya, aku merasa dia begitu menyayangiku. Entah apa itu tulus atau tidak. Tapi kuyakin itu tulus, tulus dari hatinya setulus hatiku yang selalu mencintainya. Sejak beberapa waktu lalu aku putus dengannya, aku merasa sangat kehilangan meskipun aku yang menginginkan keputusan itu. Aku merasa ada yang hilang dari hidupku ketika aku tak bersamanya. Mungkin temanku tak percaya, bahkan aku sendiripun masih belum percaya. Aku mencintai seorang lelaki yang belum pernah aku temui sebelumnya. Sosok yang aku kenal hanya lewat suara lembut dan perhatian yang tak henti-hentinya ia berikan kepadaku. Aku tak peduli bagaimana dirinya nanti ketika aku bertemu dengannya, yang ku tau hanya aku mencintainya tulus apa adanya dari hatiku. Aku pun berharap seperti itu J.
Tapi kini aku
sangat membutuhkannya. Aku butuh seseorang yang mampu membuatku melupakan
pedihku saat ini walau hanya sejenak saja. Aku hancur. Tak ada lagi yang bisa
kuharapkan. Sahabat ??? Apa mereka masih bisa kuanggap sahabat?? Bahkan pesan
dariku pun tak pernah dibalas. Orang tua??? Justru merekalah penyebab
kepedihanku saat ini :’( . Aku tak bisa membayangkan apa yang harus aku lakukan
jika perceraian itu benar-benar terjadi.
Apa yang harus aku lakukan Tuhan. Aku tau aku bukanlah hamba-Mu yang
selalu taat akan perintah-Mu. Aku sadar ya Allah, Aku sadar aku hanyalah
hambamu yang berlumur dosa. Tapi, Apa ini yang harus aku terima??? Bagaimana
dengan keluargaku nantinya? Bagaimana dengan kuliahku????
Tak banyak memang
yang mengetahui setiap masalah yang aku alami. Aku terkadang menyembunyikan itu
semua di hadapan orang-orang di sekelilingku. Aku tak ingin mereka ikut dalam
masalah yang aku sendiri tak tau dimana ujungnya. Saat ini, beribu tanda tanya
ada di pikiranku. Berjuta air mata menetes membasahi pipiku. Beribu beban kini
menghujam jantungku. Aku tak sanggup ya Allah . Aku masih belum cukup dewasa
untuk ini semua.
Bagaimana dengan
keluargaku nantinya? Aku tak ingin kehilangan kasih sayang orang tua. Aku tak
ingin menjadi anak keluarga broken-home
yang seringkali dipandang sebelah mata di masyarakat.
Bagaimana dengan
kuliahku ? Aku tak mungkin melanjutkannya dengan kondisi keluarga seperti ini.
Walaupun aku mendapat beasiswa, itu masih saja akan terasa berat. Aku tak ingin
menambah beban keluargaku lebih dari ini. Saat ini saja aku merasa menyiksa
mereka. Aku sadar aku tidak seperti teman-temanku. Aku bukan anak yang terlahir
dari keluarga kaya. Terlebih lagi sejak ayahku di-phk dari kantor tempat ia
bekerja. Apa aku harus bertahan ??
Bagaimana dengan
teman-temanku di luar sana jika mereka tau aku dari keluarga broken-home yang dianggap tidak
beres..?? Bagaimana denga kekasihku? Apa dia masih bisa menerimaku?? Apa dia
masih ingin bersama seorang sepertiku?? Bagaimana ini ya Allah???? Aku tak
ingin tersingkir dari kehidupanku sebelumnya. Tapi aku juga tak bisa memaksakan
mereka. Jika mereka ingin pergi dariku, aku benar-benar tidak punya siapa-siapa
lagi. Aku hanya punya kau Tuhan. Hanya kau yang selalu ada untukku, aku tau
itu...aku sangat sadar akan hal itu. Tapi, aku masih butuh yang lain ya
Allah...aku butuh teman di dunia ini. Jika aku hanya sendiri di dunia ini,
kenapa tidak kau ambil saja aku? Mengapa kau masih saja membiarkanku
terombang-ambing di dunia yang kejam ini sendiri? Sendiri......sendiriiii Tuhan
!!! Apa ini hukuman dari-Mu untukku ???? Apa lagi yang harus aku lakukan ketika
dunia tak lagi memperdulikanku? Aku ingin ke sisi-Mu Tuhan, aku ingin ke tempat
paling tenang yang tak bisa aku dapatkan lagi di sini.
No comments:
Post a Comment